Open Ai Vs DeepSeek:Update 04 Februari 2025||10:30 Wit
OpenAI, raksasa di balik ChatGPT, kini berada di persimpangan jalan. Di tengah persaingan sengit dalam industri kecerdasan buatan (AI), perusahaan ini menghadapi tekanan berat dari kompetitor baru asal Tiongkok, DeepSeek. Dalam sesi Ask Me Anything (AMA) di Reddit baru-baru ini, CEO OpenAI, Sam Altman, secara blak-blakan mengakui bahwa OpenAI mungkin telah memilih jalur yang keliru dalam hal keterbukaan teknologi.
“Sejujurnya, kami mungkin berada di sisi sejarah yang salah,” ungkap Altman. Pernyataan ini menjadi semacam refleksi, mengingat OpenAI pernah dikenal dengan komitmennya terhadap open source. Namun, seiring waktu, perusahaan tersebut beralih ke pendekatan tertutup, dengan dalih melindungi model mereka dari risiko penyalahgunaan dan pencurian data oleh pesaing.
Ironisnya, di saat OpenAI semakin tertutup, industri AI justru bergerak ke arah yang berlawanan. DeepSeek R1, model AI *open source* yang tengah naik daun, menjadi bukti bahwa keterbukaan justru mendorong inovasi lebih cepat dan efisien. Biaya yang lebih rendah dan kemampuan penalaran yang kompetitif membuat DeepSeek menjadi ancaman nyata bagi dominasi OpenAI.
Bukan hanya DeepSeek, Meta pun ikut meramaikan arena dengan model AI Llama yang mengusung semangat keterbukaan. Pendekatan ini membuka peluang bagi para pengembang dan perusahaan untuk berinovasi di atas fondasi yang telah ada, menciptakan ekosistem AI yang lebih inklusif dan demokratis.
Sebaliknya, strategi tertutup OpenAI justru dinilai membatasi kolaborasi komunitas, memperlambat laju perkembangan teknologi, dan berisiko membuat perusahaan tertinggal. Altman pun menyadari hal ini dan mengisyaratkan kemungkinan perubahan arah. “Kami sedang berdiskusi. Saya pribadi merasa kami perlu mencari strategi open source yang berbeda. Mungkin inilah saatnya untuk beradaptasi,” ujarnya.
Meski belum menjadi prioritas utama, OpenAI mulai mempertimbangkan untuk membuka sebagian bobot model mereka di masa depan. Bobot model ini adalah komponen penting dalam jaringan saraf AI yang menentukan bagaimana model memproses data dan menghasilkan output. Dalam model open source, bobot ini dapat diakses, dimodifikasi, bahkan ditingkatkan oleh pengembang lain, membuka ruang kolaborasi tanpa batas.
Menariknya, seorang pengguna Reddit sempat menantang Altman dengan pertanyaan, “Bisakah OpenAI menunjukkan semua ‘token pemikiran’ seperti yang dilakukan DeepSeek R1?” Token pemikiran ini merujuk pada jejak langkah logis yang digunakan model AI untuk memecah tugas kompleks menjadi bagian-bagian kecil, mirip dengan cara manusia menganalisis masalah.
Altman pun tak ragu memberikan respons yang mengejutkan. “Kami akan segera menunjukkan versi yang lebih bermanfaat dan terperinci. Terima kasih kepada DeepSeek R1 karena telah mendorong kami untuk meningkatkan model AI kami,” tuturnya, mengakui bahwa kompetisi ini justru menjadi katalis bagi inovasi di OpenAI.
Akankah OpenAI benar-benar berputar arah dan merangkul semangat keterbukaan? Waktu yang akan menjawab. Namun satu hal yang pasti, persaingan di ranah AI kini memasuki babak baru—di mana transparansi, kolaborasi, dan inovasi menjadi kunci untuk tetap bertahan.(*).