Hotline Dibuka untuk Melaporkan Deportasi oleh ICE di Phoenix, Arizona

update: By Jerry Kogoya (25/01/25, 23:45 Wit)

Zona Global News, Arizona- Sebuah kelompok advokasi di Arizona telah meluncurkan hotline khusus bagi individu yang ingin melaporkan aktivitas deportasi yang dilakukan oleh Immigration and Customs Enforcement (ICE) di wilayah Phoenix. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap peningkatan penegakan kebijakan imigrasi yang lebih ketat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump. Newsweek telah menghubungi ICE untuk meminta komentar, tetapi belum ada tanggapan resmi yang diterima.


Mengapa Ini Penting

Pada Senin lalu, Presiden Trump kembali menjabat dan menegaskan kembali komitmennya untuk menerapkan kebijakan imigrasi yang lebih keras. Gelombang razia dan deportasi mulai dilaksanakan di berbagai wilayah di AS, termasuk di negara bagian seperti California, Texas, dan Arizona, yang selama ini dikenal sebagai daerah perlindungan atau sanctuary states. Kebijakan ini telah menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan imigran dan kelompok advokasi, karena banyak keluarga yang berpotensi terpisah akibat deportasi massal.

Kebijakan keras Trump terhadap imigrasi telah memicu perdebatan antara pemerintah federal dan negara bagian yang menolak bekerja sama dengan agen imigrasi. Kota-kota seperti Phoenix, yang memiliki populasi imigran besar, menjadi pusat perhatian karena meningkatnya aktivitas ICE di daerah tersebut.


Informasi Penting

Kelompok advokasi Puente Arizona, yang telah lama bergerak dalam memperjuangkan hak imigran, telah meluncurkan hotline khusus untuk membantu komunitas mereka menghadapi ancaman deportasi. Menurut Natally Cruz, direktur organisasi tersebut, tujuan utama hotline ini adalah untuk memperingatkan orang-orang tentang keberadaan agen ICE, menangkal desas-desus yang tidak akurat, dan membantu mencegah keluarga imigran dari perpecahan yang menghancurkan.

Cruz menjelaskan bahwa jika aktivitas ICE terkonfirmasi di suatu lokasi, Puente Arizona akan mengirimkan peringatan melalui pesan teks kepada komunitas agar mereka dapat menghindari area tersebut. Selain itu, jika ada penggerebekan atau penangkapan yang telah diverifikasi, tim sukarelawan akan turun ke lokasi untuk memberikan dukungan hukum kepada mereka yang terkena dampaknya serta mendokumentasikan situasi guna melindungi hak-hak individu yang ditangkap.

Cara kerja hotline:

  • Masyarakat dapat melaporkan aktivitas ICE dengan menghubungi hotline di nomor 480-506-7437.
  • Tim Puente Arizona akan segera memverifikasi informasi tersebut.
  • Jika laporan terbukti benar, peringatan akan dikirimkan melalui SMS kepada masyarakat sekitar.
  • Tim advokasi akan turun ke lapangan untuk membantu individu yang terkena dampak serta mendokumentasikan situasi.

Cruz menambahkan bahwa dalam waktu 48 jam setelah hotline ini diaktifkan, mereka telah menerima lebih dari 70 laporan terkait keberadaan ICE di beberapa wilayah di Phoenix. Salah satu laporan mengonfirmasi bahwa pada hari Selasa, seorang individu dengan perintah deportasi akhir ditangkap di Maryvale, sebuah lingkungan di Phoenix barat yang memiliki komunitas imigran Latino yang besar.


Respons Pemerintah

Pemerintah Trump telah mengambil langkah agresif dalam menindak imigrasi ilegal. Setelah resmi menjabat kembali, Trump segera menandatangani lebih dari 100 perintah eksekutif, termasuk:

  • Deklarasi darurat nasional di perbatasan AS-Meksiko, yang memungkinkan penggunaan dana militer untuk penguatan keamanan perbatasan.
  • Penghapusan kewarganegaraan otomatis bagi anak-anak yang lahir dari orang tua tanpa dokumen legal, sebuah langkah kontroversial yang diantisipasi akan menghadapi tantangan hukum.
  • Pengetatan terhadap negara bagian dan kota yang menolak bekerja sama dengan ICE, dengan ancaman pemotongan dana federal bagi wilayah yang menawarkan perlindungan bagi imigran ilegal.
  • Pengerahan personel militer ke perbatasan, untuk membantu Departemen Keamanan Dalam Negeri dalam mencapai kontrol operasional penuh atas perbatasan selatan.
  • Pembangunan infrastruktur tambahan di perbatasan, termasuk penguatan dinding perbatasan dan sistem pengawasan canggih.

Pada hari Jumat, Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengumumkan bahwa “penerbangan deportasi telah dimulai.” Ia merilis dua foto yang menunjukkan kelompok orang menaiki pesawat militer sebagai peringatan bahwa mereka yang berada di AS secara ilegal akan menghadapi konsekuensi berat.

Tom Homan, yang ditunjuk sebagai “border czar” oleh Trump untuk mengawasi deportasi massal, mengungkapkan bahwa pada dua hari pertama pemerintahan baru, ICE telah menangkap 308 imigran di berbagai wilayah AS. Pada hari Kamis, jumlah ini meningkat menjadi 538 orang.


Dampak pada Masyarakat

Gelombang deportasi ini telah menimbulkan ketakutan dan kecemasan di kalangan imigran tidak berdokumen. Banyak dari mereka yang takut untuk keluar rumah, pergi bekerja, atau bahkan menghadiri janji medis. Beberapa warga negara AS yang memiliki latar belakang etnis Latin dan penduduk asli Amerika juga telah disarankan untuk selalu membawa identitas mereka guna menghindari kesalahan penangkapan oleh ICE.

Cruz dari Puente Arizona menyatakan bahwa fokus utama mereka adalah melindungi keluarga dan memastikan bahwa mereka dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan aman. “Kami telah mengalami masa-masa sulit di bawah kebijakan keras mantan Sheriff Joe Arpaio, dan kami tahu betapa traumatisnya situasi seperti ini bagi komunitas kami,” ujarnya.

Di sisi lain, pemerintah AS berpendapat bahwa tindakan mereka bertujuan untuk melindungi keamanan nasional. Tom Homan dalam wawancaranya dengan Fox News menyatakan bahwa ICE hanya menargetkan individu dengan riwayat kriminal serius atau yang telah menerima perintah deportasi sebelumnya. Namun, laporan dari berbagai kelompok advokasi menunjukkan bahwa dalam praktiknya, banyak imigran tanpa catatan kriminal juga terkena dampaknya.


Tanggapan Publik

Masyarakat dan organisasi hak asasi manusia telah mengecam kebijakan deportasi massal ini sebagai tindakan yang tidak manusiawi dan tidak efektif. Berbagai aksi protes telah dilakukan di kota-kota besar, termasuk Los Angeles, Chicago, dan New York. Aktivis dan pemimpin komunitas terus menyerukan reformasi kebijakan imigrasi yang lebih manusiawi.

Namun, di sisi lain, pendukung kebijakan Trump berpendapat bahwa langkah ini diperlukan untuk menegakkan hukum dan mengamankan perbatasan negara dari masuknya imigran ilegal yang dianggap membebani ekonomi dan sistem kesejahteraan negara.


Langkah Selanjutnya

Di tengah meningkatnya razia dan deportasi, Puente Arizona berencana untuk terus memperluas jangkauan program mereka dengan meningkatkan kesadaran publik melalui media sosial dan kerja sama dengan organisasi lainnya. Mereka juga berencana untuk menyediakan pelatihan hukum bagi komunitas imigran agar mereka lebih siap dalam menghadapi interaksi dengan agen imigrasi.

Sementara itu, pemerintahan Trump diperkirakan akan terus memperkuat kebijakan imigrasinya dalam beberapa bulan mendatang. Dengan semakin ketatnya langkah penegakan hukum ini, tantangan bagi komunitas imigran akan semakin besar, tetapi kelompok-kelompok advokasi seperti Puente Arizona berjanji untuk terus berjuang demi melindungi hak-hak mereka.

Bagi mereka yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut atau melaporkan aktivitas ICE, hotline Puente Arizona dapat dihubungi di 480-506-7437.

788734767263466955

Zona Global News

Zona Global News adalah portal berita terkini yang berfokus pada memberikan informasi terpercaya, akurat, dan mendalam kepada pembaca di seluruh dunia.