Namun, kondisi terkini museum ini menunjukkan bahwa potensi besarnya belum dikelola dengan maksimal. Berdasarkan data terbaru per 21 Januari 2025, museum ini terlihat terbengkalai dan tidak terurus.
Bangunannya sudah mengalami kerusakan parah, dengan kaca jendela yang pecah, pintu bangunan yang terbongkar, serta halaman sekitar yang dipenuhi rumput liar. Keadaan ini sangat memprihatinkan, mengingat museum seharusnya menjadi pusat pelestarian budaya dan daya tarik wisata yang memberikan dampak positif bagi masyarakat dan pemerintah daerah. Lebih memprihatinkan lagi, dari total 3.916 aset yang tercatat, sebanyak 3.916 benda peninggalan dari 10 jenis koleksi kini tidak diketahui keberadaannya. Kehilangan ini tidak hanya menjadi kerugian besar bagi museum, tetapi juga bagi masyarakat Papua Pegunungan secara keseluruhan, karena benda-benda tersebut merupakan warisan budaya yang tak ternilai harganya.
Potensi Museum Sebagai Aset Strategis
Jika dikelola dengan baik, museum ini memiliki potensi untuk menjadi pusat budaya yang menarik minat wisatawan. Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah adalah:
1.Pemeliharaan dan Renovasi Bangunan Pemerintah daerah perlu segera melakukan perbaikan terhadap bangunan museum. Mulai dari mengganti kaca jendela yang rusak, memperbaiki pintu yang terbongkar, hingga membersihkan halaman sekitar museum. Langkah ini penting untuk memastikan museum dalam kondisi layak kunjung dan aman bagi pengunjung.
2. Inventarisasi dan Pengamanan Aset Inventarisasi ulang koleksi museum perlu dilakukan untuk memastikan keberadaan benda-benda peninggalan yang tersisa. Pengamanan koleksi juga harus ditingkatkan dengan memasang sistem keamanan modern, seperti kamera pengawas dan penguncian yang lebih baik
3.Promosi Pariwisata dan Edukasi Pemerintah dapat mempromosikan museum ini sebagai destinasi wisata budaya melalui media sosial, situs web pariwisata, dan kerja sama dengan agen perjalanan. Selain itu, museum dapat dimanfaatkan sebagai pusat edukasi bagi masyarakat lokal dan pelajar, dengan mengadakan program kunjungan edukatif dan pameran budaya.
4. Kemitraan dengan Pihak Ketiga Untuk meningkatkan pengelolaan museum, pemerintah daerah dapat menjalin kemitraan dengan pihak ketiga, seperti lembaga kebudayaan, universitas, atau organisasi non-pemerintah yang memiliki kepedulian terhadap pelestarian budaya.
5. Pengelolaan Berbasis Komunitas
Melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan museum dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap keberadaan museum. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan komunitas adat, seniman lokal, atau kelompok pemuda dalam berbagai kegiatan museum.
Pentingnya Pelestarian Museum;
Museum tidak hanya sekadar tempat menyimpan benda-benda kuno, tetapi juga menjadi simbol identitas dan kebanggaan masyarakat. Kehilangan benda koleksi atau kerusakan bangunan museum dapat menghapus jejak sejarah yang menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang. Oleh karena itu, pelestarian museum harus menjadi prioritas bersama antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya. Revitalisasi museum di Wesaput adalah langkah penting untuk menjadikan museum ini sebagai pusat budaya yang berkontribusi pada PAD sekaligus sebagai penjaga identitas masyarakat Papua Pegunungan. Dengan upaya yang terintegrasi, museum ini dapat kembali menjadi tempat yang memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan budaya bagi masyarakat. Sebagai kesimpulan, keberadaan museum di Wamena, Papua Pegunungan, memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi aset daerah yang strategis. Namun, perhatian serius dari pemerintah dan kolaborasi dengan masyarakat sangat diperlukan untuk menyelamatkan museum ini dari kerusakan lebih lanjut. Dengan pengelolaan yang baik, museum ini dapat menjadi simbol pelestarian budaya lokal sekaligus sumber inspirasi dan kebanggaan bagi masyarakat Papua PegununganPegunungan. 21/01/25 (Jerry Kogoya).
