Kronologi Penembakan Tragis di Sekolah Swedia: Dari Kepanikan hingga Pesan Terakhir yang Mengharukan. 

Kronologi Penembakan Tragis di Sekolah Swedia: Dari Kepanikan hingga Pesan Terakhir yang Mengharukan. Update:Jerry Kogoya 05 Januari 2025,20:49 Wit. 

Sebuah insiden penembakan tragis terjadi di Örebro, Swedia, menewaskan 11 orang, termasuk tersangka pelaku, dalam serangan brutal yang mengguncang negara tersebut pada Selasa sore. Warga setempat yang ketakutan melaporkan mendengar suara tembakan dan teriakan sebelum polisi bersenjata tiba di lokasi kejadian.

Peristiwa ini terjadi di pusat pendidikan orang dewasa di Sekolah Risbergska, yang menawarkan kelas bahasa Swedia untuk imigran dan pelatihan kejuruan bagi penyandang disabilitas. Saksi mata menggambarkan seorang pria bertopeng memasuki gedung sekitar waktu makan siang dan melepaskan tembakan ke arah para siswa dan staf yang tidak curiga.

Saat situasi semakin kacau, para siswa yang panik bersembunyi di bawah meja dan membarikade diri di dalam ruang kelas. Perdana Menteri Ulf Kristersson mengutuk aksi kekerasan ini, menyebutnya sebagai “penembakan massal terburuk dalam sejarah Swedia” dan menyoroti kebrutalan yang menimpa orang-orang tak bersalah.

Pihak berwenang mengonfirmasi bahwa 10 korban tewas, sementara beberapa lainnya mengalami luka-luka. Lima korban dilarikan ke rumah sakit, empat di antaranya menjalani operasi, dan satu orang dalam kondisi kritis. Polisi kemudian memastikan bahwa pelaku juga ditemukan tewas, diduga akibat luka tembak yang dilakukan sendiri, meskipun hasil autopsi penuh masih diperlukan untuk konfirmasi resmi.

Menurut Kepala Polisi setempat, Roberto Eid Forest, penembakan dimulai sekitar pukul 12.30 siang waktu setempat, tak lama setelah banyak siswa pulang usai mengikuti ujian nasional. Seorang guru bernama Lena Warenmark mengaku mendengar sekitar 10 kali tembakan—awalnya terdengar cepat secara berurutan, disusul jeda singkat, lalu beberapa tembakan lagi.

Rekaman dari area sekolah menunjukkan momen mengerikan ketika suara tembakan tiba-tiba terdengar, membuat orang-orang berlarian menyelamatkan diri. Beberapa bagian sekolah langsung dikunci, sementara sebagian lainnya berhasil melarikan diri. Para guru bersembunyi di ruang staf, dan siswa yang tidak sempat melarikan diri bersembunyi di bawah meja.

Seorang saksi mata mengatakan kepada *Sweden Herald:

“Saya mendengar suara ledakan, mungkin tembakan. Saya masih di dalam sekolah. Semuanya masih belum jelas.”

Dalam sebuah pesan yang memilukan, kepala sekolah Mokhtar Bennis mengirimkan pesan singkat:

“Saya di dalam Risbergska, dan saya kesulitan untuk berbicara.”

Seorang guru lain mengirim pesan terakhir kepada orang terkasihnya:

“Ada penembakan dengan senjata otomatis di sekolah. Kami berlindung di sebuah ruangan. Aku mencintaimu.”

Andreas Sundling (28), salah satu orang yang terjebak di dalam sekolah, mengatakan kepada Expressen:

“Kami mendengar tiga ledakan dan teriakan keras. Informasi yang kami terima adalah kami harus tetap di tempat.”

Rekaman mengerikan dari lokasi kejadian menunjukkan pelaku bersenjata, yang dilaporkan berusia 35 tahun, terlihat menunduk untuk mengintip ke dalam salah satu ruangan. Ia kemudian menyadari ada seseorang di luar yang merekamnya, lalu berlari mengejar orang tersebut hingga membuatnya berteriak ketakutan dan melarikan diri.

Saat para siswa berlindung di gedung-gedung terdekat, polisi dalam jumlah besar dan beberapa ambulans tiba di lokasi. Rumah sakit di kota tersebut diperintahkan untuk mengosongkan ruang gawat darurat guna menerima korban luka. Polisi mendesak masyarakat untuk menjauhi area sekitar Västhaga karena situasi masih dianggap berbahaya.

Juru bicara polisi, Sophia Jiglind, mengatakan:  “Ada risiko atau ancaman kekerasan mematikan. Publik harus menjauhi Västhaga saat ini. Kami berada di lokasi dengan banyak personel dan meminta masyarakat untuk tetap waspada. Ini sangat penting.”*  

Seorang pegawai restoran setempat mengatakan beberapa guru dan siswa berlindung di tempatnya bekerja:

“Mereka tidak diizinkan keluar, jadi kami menjaga mereka di sini. Tempat ini seperti menjadi tempat perlindungan sementara. Para siswa mengatakan ada pria bertopeng yang masuk ke sekolah. Ada sekitar 30 hingga 40 orang di sini. Polisi sudah berada di lokasi untuk melindungi kami.”

Polisi meyakini pelaku bertindak sendirian tanpa peringatan sebelumnya. Meski identitas dan motif pelaku belum diketahui, pihak berwenang memastikan tidak ada dugaan keterkaitan dengan aksi terorisme saat ini.

Kepala Polisi Roberto Eid Forest menambahkan:  

“Kami bekerja sama dengan dinas intelijen, tetapi sejauh yang saya tahu, pelaku tidak dikenal oleh polisi. Saya tidak bisa mengonfirmasi jenis senjata yang digunakan, selain bahwa itu adalah senjata api.”

Hingga saat ini, polisi belum merilis identitas para korban karena masih dalam proses menghubungi keluarga mereka. Pihak berwenang telah mengundang keluarga korban untuk menghadiri pertemuan khusus pada Rabu pukul 10 pagi waktu setempat guna memberikan pembaruan terkait investigasi.

788734767263466955

Zona Global News

Zona Global News adalah portal berita terkini yang berfokus pada memberikan informasi terpercaya, akurat, dan mendalam kepada pembaca di seluruh dunia.